"Ojo ketungkul marang kalungguhan, kadonyan, lan kemareman"
Ojo ketungkul marang kalungguhan, kadonyan, lan kemareman, artinya adalah janganlah terobsesi atau terkungkung oleh
keinginan untuk memperoleh kedudukan, harta atau benda, dan kepuasan duniawi. Dunia ini terlihat
seperti fatamorgana. Penulis akan mengaitkan filosofi jawa di atas dengan kalam
Allah yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam. Dalam alquran surah Al Hadid
ayat 20, Allah SWT berfirman; ““Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia
ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah
antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di
akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.
Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
Dalam tafsir jalalain dijelaskan bahwa: (Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan) sebagai perhiasan (dan bermegah-megahan antara kalian
serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak) artinya, menyibukkan
diri di dalamnya. Adapun mengenai ketaatan dan hal-hal yang membantu menuju
kepadanya termasuk perkara-perkara akhirat (seperti) kehidupan dunia yang
menyilaukan kalian dan kepunahannya sesudah itu bagaikan (hujan) bagaikan air
hujan (yang membuat orang-orang yang bertani merasa kagum) merasa takjub (akan
tanam-tanamannya) yang tumbuh disebabkan turunnya hujan itu (kemudian tanaman
itu menjadi kering) lapuk dan kering (dan kamu lihat warnanya yang kuning itu
kemudian menjadi hancur) menjadi keropos dan berjatuhan ditiup angin. (Dan di
akhirat ada azab yang keras) bagi orang-orang yang lebih memilih keduniaan (dan
ampunan dari Allah serta keridaan-Nya) bagi orang-orang yang lebih memilih
akhirat daripada dunia. (Dan kehidupan dunia ini tidak lain) maksudnya
bersenang-senang dalam dunia ini tiada lain (hanyalah kesenangan yang menipu).[1]
Komentar
Posting Komentar